Sabtu, 13 Dzul-Qa'idah 1438
Sebuah kisah nabawi diriwayatkan Imam Muslim. Beliau riwayatkan dari Shahabat Abdullah bin Mas’ud satu petikan peristiwa mengharukan dan penggugah semangat bagi para pencari kebahagiaan. Inilah kisah orang terakhir yang keluar dari neraka. Dia pula orang terakhir yang memasuki jannah dengan derajat yang paling rendahnya. Al-Kisah, setelah shirat (jembatan) dipancangkan di atas neraka Jahannam sementara di sisi-sisinya pengait-pengait tajam laksana duri pohon Sa’dan, manusia diperintah untuk menyeberanginya.
![]() |
web : http://produsentasresleting.com/ |
Terbagilah mereka menjadi
tiga golongan besar. Golongan pertama, mereka yang selamat tanpa halangan, ada
yang berjalan secepat kilat, ada yang berjalan sekejap mata, ada yang berlari
seperti kuda…demikianlah mereka berjalan sesuai amalan ketika di dunia.
Golongan kedua mereka yang selamat menyeberangi shirat namun terluka terkena
sambaran-sambaran pengait-pengait. Adapun golongan ketiga mereka adalah
orang-orang yang tersungkur ke jurang neraka jahannam dari kalangan orang-orang
munafiq (orang kafir yang menampakkan keislamannya) atau kaum muslimin yang
lebih berat amalan keburukannya ketimbang kebaikannya.
Selang beberapa waktu,
orang-orang yang masih memiliki iman dari penghuni neraka dikeluarkan
satu-persatu ada yang mendapat syafaat malaikat, para nabi atau kaum mukminin
dari ahlul jannah. Demikianlah, banyak dari penduduk neraka dari kalangan ahlut
tauhid dikeluarkan, hingga yang paling terakhirnya adalah seorang yang
dikisahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau:
إِنِّي َلأَ عْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ قَالَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ أَمْثَالِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَقُولُ أَتَسْخَرُبِي أَوْ أَتَضْحَكُ بِي وَأَنْتَ الْمَلِكُ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ قَالَ فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً
Sungguh ‘Aku tahu seorang
penduduk neraka yang paling akhir keluar darinya, seorang penduduk jannah yang
paling akhir masuk ke dalam jannah. Dialah seorang lelaki yang keluar dari neraka
dengan keadaan merangkak. Allah berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah engkau
ke dalam jannah! ‘Lalu dia mendatangi jannah, namun dikhayalkan kepadanya bahwa
jannah telah penuh. Maka, dia kembali seraya berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku
mendapati jannah telah penuh.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah engkau ke dalam jannah!’. Sekali lagi
dia mendatangi jannah, namun kembali dikhayalkan bahwa jannah telah penuh. Dia
pun kembali seraya berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku mendapati jannah telah penuh.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berkata lagi kepadanya, ‘Pergilah, masuklah ke dalam jannah! Sesungguhnya
engkau memiliki semisal dunia dan sepuluh kalinya, atau engkau memiliki sepuluh
kali dunia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Laki-laki itu berkata, ‘Apakah Engkau memperolok-olok aku,
padahal Engkau adalah Raja? Abdullâh bin Mas’ûd radhiallahu ‘anhu berkata, ‘Aku
melihat Rasulullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai nampak gigi
gerahamnya.’ Dan dikatakan bahwa orang itu adalah penduduk surga yang paling
rendah derajatnya.’ (H.R. Muslim). Subhanallah, inikah penduduk jannah
terakhir? Allah berikan kenikmatan kepadanya semisal dunia dan sepuluh kali
lipatnya ! Betapa indahnya jannah.
Andai kita diberi semisal
kerajaan Nabi Sulaiman yang itu adalah sebagian kecil dari kenikmatan dunia,
andai itu yang Allah berikan di dunia ini niscaya sudah merupakan kenikmatan
besar lalu apakah terbayang kenikmatan penduduk jannah yang paling rendah ini?
Demi Allah tidak terbayang betapa indah dan besarnya.
Pembaca Qudwah yang mulia,
kisah di atas diriwayatkan pula dengan lebih rinci dalam riwayat lain.
Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam mengabarkan:
“Orang yang terakhir masuk
jannah adalah orang yang setiap kali melangkah ia tersungkur dan dihanguskan
oleh api neraka.
Dan tatkala orang itu telah
melewati neraka, dia menoleh ke arah neraka lalu berkata:
تَبَارَكَ الَّذِي نَجَّانِي مِنْكِ لَقَدْ أَعْطَانِي اللَّهُ شَيْئًا مَا أَعْطَاهُ أَحَدًا مِنْ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ
”Maha Suci Allah yang telah
menyelamatkanku darimu, sungguh Dia telah memberiku sesuatu yang tidak pernah
Dia berikan kepada orang lain dari umat yang pertama dan umat yang terakhir.”
Sesungguhnya ia adalah
manusia terendah dari penduduk jannah, namun ia merasa dialah orang yang paling
beruntung dan tidak ada yang lebih beruntung darinya. Demi Allah, dia telah
memperoleh keberuntungan yang hakiki yaitu diselamatkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam jannah seperti firman Allah Ta’ala:
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Barang siapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Ali
Imran: 185.
Bukan kepingan emas yang
menjadi patokan kebahagiaan, bukan pula ekor-ekor sapi dan luasnya
perkebunan…semua itu hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Rasulullah saw melanjutkan
sabdanya: Kemudian orang tersebut ditunjukkan pada sebuah pohon lalu dia
berkata: “Wahai Rabbu! Dekatkan aku dengan pohon ini agar aku bisa berteduh dan
meminum airnya.”
Maka Allah Azza wa Jalla
berfirman,
يَا ابْنَ آدَمَ لَعَلِّي إِن أَعْطَيْتُكَهَا سَأَلْتَنِي غَيْرَهَا
“Wahai anak Adam, jika Aku kabulkan permintaanmu, mungkin kamu
akan meminta lagi yang lain?” Orang itu menjawab, “Tidak. wahai Rabbku.”
Allah lalu mengambil janji
darinya untuk tidak meminta yang lain lagi dari Allah, dan Allah menerima
alasan orang itu yang telah melihat sesuatu yang ia tidak punya kesabaran.
Kemudian Allah mendekatkannya ke pohon tersebut sehingga ia berteduh dan
meminum airnya. Tinggallah orang ini di bawah pohon pertama sekehendak Allah
ta’ala…
Kemudian orang itu
ditunjukkan pohon lain yang lebih bagus dari pohon yang pertama. Orang itu
berkata, “Wahai Rabbku! Dekatkanlah diriku kepada pohon ini agar aku bisa
meminum airnya serta berteduh di bawahnya, dan aku tidak akan meminta yang lain
lagi.”
Maka Allah berfirman,
يَا ابْنَ آدَمَ أَلَمْ تُعَاهِدْنِي أَنْ لَا تَسْأَلَنِي غَيْرَهَا فَيَقُولُ لَعَلِّي إِنْ أَدْنَيْتُكَ مِنْهَا تَسْأَلُنِي غَيْرَهَا
“Wahai anak Adam, bukankah engkau telah berjanji tidak akan
meminta yang lain ? jika Aku dekatkan dirimu ke pohon itu mungkin kamu akan
meminta lagi yang lain?”
Kembali Allah SWT menerima
alasan orang itu karena Dia mengetahui ketidak-sabarannya. Allah pun dekatkan
orang tersebut kepada pohon kedua, kemudian ia berteduh dan meminum airnya. Kemudian
orang itu ditunjukkan pada sebuah pohon di pintu surga yang lebih bagus dari
dua pohon sebelumnya. Kemudian orang itu berkata, “Wahai Rabbku! Dekatkanlah
aku kepada pohon itu agar aku bisa berteduh dan meminum airnya, aku tidak akan
meminta yang lain lagi kepada-Mu.
Kemudian Allah berfirman,
“Hai manusia! Tidakkah kamu telah berjanji kepada-Ku untuk tidak meminta yang
lain lagi dari-Ku?’ Orang itu menjawab, “Ya, wahai Rabbku! Kali ini saya tidak
akan meminta yang lain lagi kepada-Mu.” Allah SWT menerima alasan orang itu
karena Dia mengetahui ketidak-sabarannya, lalu Allah mendekatkannya kepada
pohon tersebut. Ketika Allah telah mendekatkan orang itu kepada pohon tersebut, ia mendengar suara penghuni jannah…
Subhanallah, kenikmatan jannah di depan mata. Suara penduduk jannah yang penuh kebahagiaan terdengar di telinga pemuda ini hingga iapun tidak sabar untuk berkata kepada Rabbnya sebagaimana Rasulullah kisahkan, “Wahai Rabbku! Masukkanlah aku ke dalam jannah!”.
Allah berfirman: “Hai Anak Adam’. Mengapa kamu mengingkari janjimu pada-Ku? Ridhokah kamu jika Aku memberimu dunia ditambah dengan yang semisalnya?’
Subhanallah, kenikmatan jannah di depan mata. Suara penduduk jannah yang penuh kebahagiaan terdengar di telinga pemuda ini hingga iapun tidak sabar untuk berkata kepada Rabbnya sebagaimana Rasulullah kisahkan, “Wahai Rabbku! Masukkanlah aku ke dalam jannah!”.
Allah berfirman: “Hai Anak Adam’. Mengapa kamu mengingkari janjimu pada-Ku? Ridhokah kamu jika Aku memberimu dunia ditambah dengan yang semisalnya?’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar