Sleman, Sabtu 12 Dzul-Qa'idah 1438H
Jika dilihat dari judulnya, mungkin banyak di
antara kaum muslimin sendiri yang malas untuk membaca tulisan dengan judul ini.
Karena menganggap bahwa masalah tauhid ini : anak kecil juga.
Hadist Tentang Pentingnya
Tauhid Penghuni Neraka Lebih Banyak Dari Surga Dalil Tentang Bani Adam, Tauhid
Atau Syirik Ayat Menjelaskan Muslim 1 Banding 10 Jumlah Perbandingan Penduduk
Surga Dan Neraka Menurut Islam
Jika dilihat dari judulnya,
mungkin banyak di antara kaum muslimin sendiri yang malas untuk membaca tulisan
dengan judul ini. Karena menganggap bahwa masalah tauhid ini; anak kecil juga
tahu kalau Allah subhanahu wa ta’ala itu Tuhan yang Satu (Esa), Dialah yang
menciptakan alam semesta ini beserta segala isinya, jadi buat apa diperpanjang
lebar?
KETAHUILAH BAHWA PENGHUNI SURGA ITU SEDIKIT
Yang jadi masalah adalah
ketika penghuni surga jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah
penghuni neraka sebagai mana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Allah berfirman: “Wahai
Adam!” maka ia menjawab : “Labbaik wa sa’daik” kemudian Allah berfirman :
“Keluarkanlah dari keturunanmu delegasi neraka!” maka Adam bertanya: “Ya Rabb,
apakah itu delegasi neraka?” Allah berfirman: “Dari setiap 1000 orang 999 di
neraka dan hanya 1 orang yang masuk surga.” Maka ketika itu para sahabat yang
mendengar bergemuruh membicarakan hal tersebut. Mereka bertanya: “Wahai
Rasulullah siapakah di antara kami yang menjadi satu orang tersebut?” Maka
beliau bersabda : “Bergembiralah, karena kalian berada di dalam dua umat,
tidaklah umat tersebut berbaur dengan umat yang lain melainkan akan
memperbanyaknya, yaitu Ya’juj dan Ma’juj. Pada lafaz yang lain : “Dan tidaklah
posisi kalian di antara manusia melainkan seperti rambut putih di kulit sapi
yang hitam, atau seperti rambut hitam di kulit sapi yang putih.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Padahal kita ketahui bahwa
kaum muslimin saat ini adalah hampir separuh penduduk dunia dan terus
bertambah, sedangkan kaum kuffar di Eropa jumlahnya kian berkurang karena
mereka ‘malas’ untuk menikah dan punya anak. Bahkan ada di antara negara-negara
Eropa yang memberikan tunjangan agar penduduknya mau menikah dan punya anak.
Kabar yang sedikit
menggembirakan kita adalah kenyataan bahwa Ya’juj dan Ma’juj yang akan keluar
menjelang hari kiamat itu jumlahnya sangat banyak, hingga mampu meminum air
danau thobariah hingga kering, sebagaimana dikabarkan dalam hadits yang shahih.
Akan tetapi kita tidak mengetahui berapa perbandingan sebenarnya antara orang
yang mengaku islam dengan orang-orang kafir. Sedangkan orang yang mengaku Islam
dan mengucapkan kalimat syahadat belum tentu masuk surga. Sebab…
MENGUCAPKAN KALIMAT SYAHADAT BUKAN JAMINAN MASUK SURGA
“Wah, ngawur ente!!”
(berdasarkan hadits “Siapa yang mengucapkan laa ilaaha illallah akan masuk
surga”). Mungkin itu komentar yang muncul, setelah membaca sub judul di atas.
Akan tetapi yang kami maksudkan di sini adalah, bahwa hanya sekedar perkataan
tidaklah bermanfaat bagi kita jika kita tidak memahami dan mengamalkan
maknanya. Karena kaum munafik juga mengatakan kalimat tersebut, mereka juga sholat,
puasa, mengeluarkan zakat, dan pergi haji seperti kaum muslimin yang lainnya.
Akan tetapi, mengapa kaum munafik ditempatkan pada jurang neraka yang paling
dasar? Allah berfirman,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً
“Sesungguhnya orang-orang
munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (QS.
An-Nisaa’: 145)
Yang lebih mengherankan, apa
yang menyebabkan mereka tidak bisa menjawab 3 pertanyaan yang mudah (siapa
Rabbmu? apa agamamu? dan siapa nabimu? di dalam kubur?).
Jawaban mereka adalah
sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
هاه، هاه، لا أدري، سمعت الناس يقولون شئ فقلته
“Hah… hah… aku tidak tahu,
aku mendengar orang mengatakan sesuatu, kemudian aku mengatakan hal tersebut.”
Pertanyaannya memang mudah,
tetapi menjawabnya sangatlah sulit. Karena hati manusia di akhirat merupakan
hasil dari perbuatannya di dunia. Jika di dunia dia meremehkan agamanya, maka
dia tidak akan bisa mengatakan bahwa agamanya adalah Islam. Sekarang, jika kaum
munafik yang mengucapkan syahadat kemudian mengamalkan sholat, puasa, zakat,
dan haji, tidak dianggap telah mengamalkan makna syahadat, maka apa sih makna
syahadat yang (harus kita amalkan) sebenarnya?
MAKNA KALIMAT SYAHADAT "LAA ILLAAHA ILLALLAH"
Makna kalimat syahadat
tersebut bukanlah pengakuan bahwa Allah adalah pencipta, pemberi rezeki dan
pengatur seluruh alam semesta ini. Karena orang Yahudi dan Nasrani juga
mengakuinya. Akan tetapi mereka tetap dikatakan kafir. Bahkan kaum musyrikin
yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga meyakini hal
tersebut. Sebagaimana difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam banyak
ayat di Al Quran, di antaranya adalah:
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنْ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنْ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنْ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Katakanlah (wahai Muhammad):
“Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang
kuasa pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup
dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang
mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah
“Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (QS. Yunus: 31)
Bahkan kaum musyrikin
tersebut mengatakan bahwa penyembahan mereka terhadap berhala-berhala yang
merupakan patung orang-orang shalih itu adalah dengan tujuan untuk mendapatkan
syafaat mereka dan kedekatan di sisi Allah subhanahu wa ta’ala (sebagaimana
para penyembah kuburan para wali di sebagian negeri kaum muslimin). Hal
tersebut dinyatakan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut:
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
Dan orang-orang yang
mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.”
(QS. Az-Zumar: 3)
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
Dan mereka menyembah selain
daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan mudarat dan manfaat bagi
mereka, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di
sisi Allah.” (QS. Yunus: 18)
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
“Dan sebahagian besar dari
mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan
Allah.” (QS. Yusuf: 106)
Yaitu mengimani, bahwa Allah
subhanahu wa ta’ala adalah pencipta, pemberi rezeki dan pengatur alam semesta,
akan tetapi mempersekutukan-Nya dalam peribadatan. Secara ringkas makna
syahadat “Laa ilaaha illallah” adalah tidak ada sembahan yang haq (benar)
kecuali Allah. Seorang yang bersaksi dengan kalimat tersebut harus meninggalkan
pengabdian kepada selain Allah dan hanya beribadah kepada Allah saja secara
lahir maupun batin. Sama saja, baik yang dijadikan sembahan selain Allah itu
malaikat, nabi, wali, orang-orang shalih, matahari, bulan, bintang, batu,
pohon, jin, patung dan gambar-gambar. Jika kita masih merasa tenang dengan
menganggap diri kita adalah ahli tauhid serta memandang remeh untuk mendalami
dan medakwahkannya maka perhatikanlah beberapa hal berikut:
Tujuan Penciptaan Jin dan
Manusia Adalah untuk Mentauhidkan Allah
(وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka (hanya) menyembahku.” (QS.
Adz-Dzariyat: 56)
Seseorang tidaklah dianggap
telah beribadah kepada Allah jika dia masih berbuat syirik, sebab amalan ibadah
dari orang yang mempersekutukan Allah akan dihapuskan dan tidak bermanfaat
sedikit pun di sisi Allah.
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah
diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu. “Jika kamu
mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65)
Karena tauhid adalah
menunggalkan Allah dalam peribadatan, maka syirik membatalkan tauhid
sebagaimana berhadats dapat membatalkan wudhu. Jika sholatnya orang yang
berhadats tidaklah sah, dalam arti kata belum dianggap telah melakukan sholat
sehingga harus diulangi, maka begitu pun syirik jika mencampuri tauhid, akan
merusak tauhid tersebut dan membatalkannya.
TAUHID
MERUPAKAN TUJUAN DIUTUSNYA PARA RASUL
Sebelumnya manusia adalah
umat yang satu, berasal dari Nabi Adam ‘alaihissalam. Mereka beriman dan
menyembah hanya kepada Allah saja. Kemudian datanglah syaitan menggoda manusia
untuk mengada-adakan bid’ah dalam agama mereka. Bid’ah-bid’ah kecil yang semula
dianggap remah saat generasi berganti generasi, bid’ahnya pun semakin menjadi.
Hingga pada akhirnya menggelincirkan mereka kepada bid’ah yang sangat besar,
yaitu kemusyrikan.
Iblis terbilang cukup
‘sabar’ dalam melancarkan aksinya selama sepuluh abad untuk menggelincirkan
keturunan Adam ‘alaihissalam kepada kemusyrikan -sebagaimana yang diriwayatkan
dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu (lihat “Kisah Para Nabi”, Ibnu Katsir)-
Hingga tatkala seluruhnya tenggelam dalam kemusyrikan, Allah subhanahu wa
ta’ala mengutus Nuh ‘alaihi salam.
Demikianlah, setiap kali
kemusyrikan merajalela pada suatu kaum, maka Allah mengutus rasul-Nya untuk
mengembalikan mereka kepada tauhid dan menjauhi syirik.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “sembahlah Allah (saja)
dan jauhilah thoghut (sembahan selain Allah).” (QS. An Nahl: 36)
وَمَا أَرْسَلنَا مِن قَبلِكَ مِنْ رََسُولٍ إِلا نُوحِي إلَيهِ أنَّه لا إِلهَ إلا أنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus
seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: bahwa tidak
ada sembahan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku.” (QS. Al Anbiya: 25)
Setelah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, Allah subhanahu wa ta’ala tidak lagi
mengutus rasul. Hal ini bukanlah dalil bahwa kemusyrikan tidak akan pernah
terjadi lagi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sebagaimana dikatakan beberapa orang. Akan tetapi Allah subhanahu wa ta’ala
menjamin bahwa akan senantiasa ada segolongan dari umat ini yang berada di atas
tauhid dan mendakwahkannya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh imam Muslim.
TAUHID
ADALAH KEWAJIBAN PERTAMA BAGI MANUSIA DEWASA DAN BERAKAL
Allah subhanahu wa ta’ala
senantiasa mendahulukan perintah tauhid dan menjauhi syirik, sebelum
memerintahkan yang lainnya dalam setiap firmannya di Al Quran.
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي القُرْبَى وَاليَتَامَى وَالمَسَاكِيْنَ وَالْجَارِ ذِي القُرْبَى وَالجَارِ الجُنُبِ والصَّاحِبِ بِالجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun. Dan berbuat baiklah
pada kedua orang tua (ibu & bapak), karib kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat,
ibnu sabiil dan hamba sahayamu.” (QS. An Nisa: 36)
PELANGGARAN
TAUHID ADALAH KEHARAMAN YANG TERBESAR
قُلْ تَعَالَوْاْ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا
“Katakanlah: marilah
kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu : Janganlah kamu
mempersekutukan suatu apapun dengan Dia, dan berbuat baiklah kepada kedua orang
tua…” (QS. Al An’am: 151)
Allah mendahulukan
penyebutan pengharaman syirik sebelum yang lainnya, karena keharaman syirik
adalah yang terbesar.
TAUHID
HARUS DIAJARKAN SEJAK DINI
Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada Ibnu Abbas tentang tauhid sejak beliau
masih kecil.
إذا سألت فاسأل الله و إذ استعنت فستعن بالله
“Jika engkau hendak memohon,
maka mintalah kepada Allah, jika engkau hendak memohon pertolongan, maka
memohonlah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
TAUHID
ADALAH MATERI DAKWAH YANG PERTAMA KALI HARUS DISERUKAN
Saat mengutus Mu’adz bin
Jabal ke Yaman, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنك تأتي قوما من أهل الكتاب فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله – و في رواية : إلي أن يوحدوا الله
“Sesungguhnya kamu akan
mendatangi kaum Ahli Kitab, maka hendaklah dakwah yang pertama kali engkau
serukan kepada mereka adalah syahadat Laa ilaaha illallah (dalam riwayat lain
disebutkan: agar mereka menauhidkan Allah).” (HR. Bukhari, Muslim)
Jika kita masih menganggap
bahwa, itu jika yang menjadi objek dakwah kita adalah orang kafir. Jika kaum
muslimin maka tidak demikian. Maka ingatlah, betapa banyak kaum muslimin yang
jika tidak mendapatkan kesembuhan dari penyakit secara medis mereka
berbondong-bondong mengunjungi dukun atau yang dikenal dengan istilah sekarang
sebagi paranormal. Ingatlah, betapa banyak kaum muslimin yang tinggal di
pesisir pantai yang melakukan penyembelihan kurban kepada selain Allah (baca:
Nyi Roro Kidul) yang mereka istilahkan dengan sedekah laut. Ingatlah, betapa
banyak kaum muslimin yang menyembelih kerbau untuk ditanam kepalanya di bawah
jembatan yang hendak mereka bangun, sebagai persembahan agar mereka tidak
diganggu oleh jin penunggu daerah tersebut? Berapa banyak kemusyrikan-kemusyrikan
yang merajalela di tengah umat ini, sedangkan sebagian kaum muslimin yang lain
mengatakan bahwa hal tersebut adalah ‘kebudayaan’ bangsa yang harus
dilestarikan? Betapa sedikitnya kaum muslimin yang memahami dan mengamalkan
tauhid? Lahan dakwah tauhid masih terlalu luas, akankah kita berdiam diri dan
tetap meremehkan masalah ini? Wallahu waliyyut taufiiq.
Rujukan:
Firqotun Naajiyah (Syaikh
Muhammad bin Jamil Zaini)
Syarah Qowaidul Arba’
(Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Aalu Syaikh)
Mutiara Faidah Kitab Tauhid
(Ustadz Abu Isa Abdullah bin Salam)
Penulis : Abu Yahya Agus
Wahyu (Alumni Ma’had Ilmi)
Murojaah : Ust. Afifi Abdul
Wadud
IG : cutes.shop - wa/sms +62 878 7765 2082
Tidak ada komentar:
Posting Komentar