Jum'at, 12 Dzul-Qa'idah 1438
BISMILLAH
Mari kita simak beberapa kisah yang sangat mengharukan dan mungkin akan membuat kita menitikkan air mata.
KISAH - 1
Rasulullah Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam manusia biasa yang begitu lembut hatinya. Begitu lembut,
sehingga beliau kerap diketahui sahabat tengah menangis. Para sahabat yang
melihat kekasihnya menangis pun tak tahan pula menitikan air mata.
Diriwayatkan Ibnu Masud,
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepadaku, bacakanlah Alquran untukku.
Lalu aku berkata, wahai Rasulullah, bagaimana aku bisa membacakan Alquran
untukmu sementara Alquran sendiri diturunkan kepadamu. Beliau bersabda, aku
ingin mendengar bacaan orang lain. Lalu aku bacakan surah An-Nisa.
Ketika sampai ayat ‘Maka
bagaimana bila kami mendatangkan kepada setiap umat seorang saksi dan engkau
jadikan saksi atas umat ini (QS an-Nisa 4:42). Beliau bersabda, cukup sampai
disini. Aku menoleh kepada beliau, ternyata kedua matanya meneteskan air mata.
(HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tarmidzi, Ibnu Madjah, dan Ahmad).
Rasulullah pun menangis,
etika ia menjenguk sahabatnya. Diriwayatkan Ibnu Umar, Sad bin Ubadah sakit,
lalu Rasulullah menjenguknya bersama Abdurahman bin Auf, Sa’ad bn Waqqash, dan
Abudllah bin Mas’ud. Setelah masuk, beliau mendapatinya sedang pingsan.
Beliau bertanya, apakah dia
sudah meninggal. Lalu, para sahabat berkata, Belum. Lalu Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam menangis. Para sahabat juga ikut menangis. Kemudian, Rasulullah
bersabda, tidakkah kalian mendengar?sesungguhnya Allah tidak mengazab karena
air mata, tidak pula karena kesedihan hati, tetapi Dia mengazab karena
ini–beliau menunjuk lisannya atau tidak memberikan rahmat-Nya (HR Bukhari dan
Muslim). Sebagai pemimpin, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu memikirkan
umatnya. Sebagaimana yang dilakukan para Nabi terdahulu. Beliau lalu berdoa
kepada Allah.
Pada suatu ketika,
Rasullullah Shallallahu Alaihi Wasallam seperti diriwayatkan Abdullah bin Amr
bin al-Ash, tengah membaca kisah Nabi Ibrahim juga tentang Nabi Isa. Setelah
itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengangkat tanganya dan berdoa. “Ya
Allah, umatku, umatku. Setelah itu beliau menangis. Kemudian Allah befirman,
wahai Jibril, temuilah Muhammad–Rabbmu Maha Tahu apa yang terjadi, lalu
tanyakan kepadanya kenapa ia menangis.
Jibril kemudian mendatangi
beliau. Kemudian beliau ceritakan, apa yang terjadi-Dia Maha Tahu tentang hal
itu. Lalu Allah berfirman, Wahai Jibril, temuilah Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam lalu katakan, Kami membuatmu ridha mengenai nasib umatmu dan itu tidak
akan mengecewakanmu. (HR Muslim).
KISAH - 2
Kala itu Jibril datang
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada waktu yang tak biasa. Namun,
Jibril terlihat berbeda. Raut wajah yang tak biasa. Maka Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bertanya:
“Mengapa aku melihat kau
berubah muka (wajah)?” Jawabnya: ” Ya Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, aku
datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka,
maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar,
siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum
ia merasa aman daripadanya”
Lalu Rasullulah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda: “Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam”
Jawabnya: “Ya. Ketika Allah
menjadikan Jahanam, maka dinyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian
dilanjutkan 1000 tahun sehingga putih, kemudian 1000 tahun sehingga hitam, lalu
menjadi hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya.
Demi Allah, andaikan terbuka
sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar semua penduduk dunia karena
panasnya. Demi Allah, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara
langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya.
Demi Allah, andaikan satu
pergelangan dari rantai yang disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas
bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ke-7. Demi Allah, andaikan
seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di
ujung timur karena sangat panasnya. Jahannam itu sangat dalam, perhiasannya
besi dan minumannya air panas bercampur nanah, dan pakaiannya adalah
potongan-potongan api.
Api neraka itu ada 7 pintu,
jarak antar pintu sejauh 70 tahun, dan tiap pintu panasnya 70 kali dari pintu
yg lain”. Dikatakan dalam Hadist Qudsi: “Bagaimana kamu masih boleh melakukan
maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahariKu.
Tahukah kamu bahwa neraka jahanamKu itu : mempunyai 7 tingkat.
Setiap tingkat mempunyai
70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai
70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai
70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.
Di bawah setiap pokok zaqqum
mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjangnya 70 hasta
mengandung lautan racun yang hitam pekat. Dan di bawah setiap pokok zaqqum
terdapat 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat”
“Api yang ada sekarang ini,
yang digunakan bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api neraka jahannam”
(HR. Bukhari-Muslim). ”Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh,
mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya” (QS. Al-Furqan: 11).
“Apabila mereka dilemparkan
ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu
menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah lantaran marah” (QS. Al-Mulk:
7).
Air di jahannam adalah hamim
(air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum (angin yang amat panas),
sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam
yang sangat panas) (QS. Al-Waqi’ah: 41-44).
Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam meminta Jibril untuk menjelaskan satu per satu mengenai
pintu-pintu neraka tersebut.
Pintu
pertama
Dinamakan Hawiyah
(arti harfiahnya: jurang), yang diperuntukkan bagi kaum munafik dan kafir.
Pintu
kedua
Dinamakan Jahim,
yang diperuntukkan bagi kaum musyrikin.
Pintu
ketiga
Dinamakan Saqar,
yang diperuntukkan bagi kaum shobiin atau penyembah api.
Pintu
keempat
Dinamakan Ladha,
diperuntukkan bagi iblis dan para pengikutnya
Pintu
kelima
Dinamakan Huthomah
(artinya: menghancurkan hingga berkeping-keping), diperuntukkan bagi kaum
Yahudi
Pintu
keenam
Dinamakan Sa’ir
(arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), diperuntukkan bagi kaum kafir.
Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bertanya: “Bagaimana dengan pintu ke-7?”
Sejenak malaikat Jibril
seperti ragu untuk menyampaikan siapa yang akan menghuni pintu ketujuh. Akan
tetapi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendesaknya sehingga akhirnya
Malaikat Jibril mengatakan.
Pintu
ketujuh
Diperuntukkan bagi
umatmu yang berdosa besar dan meninggal sebelum mereka mengucapkan kata
taubat”. Mendengar penjelasan yang mengagetkan itu, Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam pun langsung pingsan,
Jibril lalu meletakkan kepala Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di pangkuannya
sehingga sadar kembali dan sesudah sadar beliau bersabda: “Ya Jibril, sungguh
besar kerisauan dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari umat ku yang akan
masuk ke dalam neraka?” Jawabnya: “Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari
umatmu.”
Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam lalu menangis, Jibril pun ikut menangis. Kemudian Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk
sholat. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama
beberapa hari, dan ketika sholat beliau pun menangis dengan tangisan yang
sangat memilukan.
KISAH - 3
Pernah suatu ketika
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menangis sepanjang malam. Apa yang
membuat beliau menangis sepanjang malam? Apakah istri? Anak keturunan? Harta
benda dan kebun-kebun? Ternyata bukan karena hal-hal duniawi tersebut.
Beliau menangisnya karena
dalam shalatnya beliau membaca Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah ayat 118 “Jika Engkau
menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-MU, dan jika Engkau
mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana”, yang
menceritakan doa untuk umatnya, untuk kita.
Beliau shalat sambil menangis
hingga waktu Subuh tiba. Beliau terus mengulang-ulang ayat tersebut. Kemudian
beliau memanjatkan kedua tangan seraya berdoa, “Ya ALLAH, umatku.. umatku…”
Lalu beliau menangis
tersedu-sedu. Allah Subhanahu Wata’ala
berkata kepada Jibril, “Wahai Jibril, pergi dan temuilah Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam, Allah Maha Mengetahui. Sekarang tanyakan kepadanya, kenapa dia
menangis?”
Jibril pun menemui
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk menanyakan sebab musabab beliau
menangis. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berterus terang kepada Jibril
mengenai kekhawatiran beliau pada umat beliau. Jibril pun melaporkan pengaduan
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam itu kepada ALLAH.
ALLAH menjawab, “Sekarang,
pergi dan temui Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Katakan padanya bahwa Aku
meridhoinya untuk memberikan syafaat kepada umatnya dan Aku tidak kan berbuat
buruk kepadanya (selama tidak menyekutukan Allah).” (HR. Muslim dan
Ath-Thabari)
Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam, manusia mulia itu, laki-laki agung itu, menangis dalam
shalatnya. Menangis memohon ampunan untuk umatnya, kita.
KISAH - 4
Tiba-tiba dari luar pintu
terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?”
tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang
demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani
ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah
itu wahai anakku?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku
melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah,
dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan
di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama
menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril
yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah
dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?”
Tanya Rasululllah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua
syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata
tidak membuatkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lega, matanya masih
penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang
mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib
umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat,
saatnya Malaikat Maut melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit
sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali bin Abi Thalib yang di sampingnya menunduk semakin dalam
dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan
wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada Malaikat
pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup,
melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengaduh, karena sakit yang tidak
tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa
maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan
hendak membisikkan sesuatu, Ali bin Abi Thalib segera mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum – peliharalah shalat dan
peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Diluar pintu tangis mulai
terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di
wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii?” – “Umatku,
umatku, umatku”. Dan, berakhirlah hidup
manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai
sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik alaaa Rosuulillah wa salim
‘alaihi
Subhanallaaaah… Betapa cintanya Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam kepada kita.
Subhanallah Sungguh besar
cinta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada kita. Bagaimana dengan kita?
Menangiskah kita ketika mengingat ALLAH dan Rasul-Nya?
Rindu kami padamu ya Rasul…
Semoga Shalawat serta Salam,
Senantiasa ALLAH limpah curahkan kepada Junjungan kita, Nabi Besar Muhammad
Shalallahu Alaihi Wasallam, kepada Keluarganya, Sahabat2nya, dan Kita juga
sebagai umat nya semoga mendapat syafaat Beliau kelak di Hari Kiamat.
IG : cutes.shop - wa/sms +62 878 7765 2082
x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar