Jumat, 04 Agustus 2017

4 KISAH RASULULLAH SHALLAHU ALAIHI WASALLAM YANG MENANGIS KARENA MEMIKIRKAN UMATNYA


Jum'at, 12 Dzul-Qa'idah 1438


BISMILLAH

Mari kita simak beberapa kisah yang sangat mengharukan dan mungkin akan membuat kita menitikkan air mata.


KISAH - 1

Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam manusia biasa yang begitu lembut hatinya. Begitu lembut, sehingga beliau kerap diketahui sahabat tengah menangis. Para sahabat yang melihat kekasihnya menangis pun tak tahan pula menitikan air mata.

Diriwayatkan Ibnu Masud, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepadaku, bacakanlah Alquran untukku. Lalu aku berkata, wahai Rasulullah, bagaimana aku bisa membacakan Alquran untukmu sementara Alquran sendiri diturunkan kepadamu. Beliau bersabda, aku ingin mendengar bacaan orang lain. Lalu aku bacakan surah An-Nisa.

Ketika sampai ayat ‘Maka bagaimana bila kami mendatangkan kepada setiap umat seorang saksi dan engkau jadikan saksi atas umat ini (QS an-Nisa 4:42). Beliau bersabda, cukup sampai disini. Aku menoleh kepada beliau, ternyata kedua matanya meneteskan air mata. (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tarmidzi, Ibnu Madjah, dan Ahmad).

Rasulullah pun menangis, etika ia menjenguk sahabatnya. Diriwayatkan Ibnu Umar, Sad bin Ubadah sakit, lalu Rasulullah menjenguknya bersama Abdurahman bin Auf, Sa’ad bn Waqqash, dan Abudllah bin Mas’ud. Setelah masuk, beliau mendapatinya sedang pingsan.

Beliau bertanya, apakah dia sudah meninggal. Lalu, para sahabat berkata, Belum. Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menangis. Para sahabat juga ikut menangis. Kemudian, Rasulullah bersabda, tidakkah kalian mendengar?sesungguhnya Allah tidak mengazab karena air mata, tidak pula karena kesedihan hati, tetapi Dia mengazab karena ini–beliau menunjuk lisannya atau tidak memberikan rahmat-Nya (HR Bukhari dan Muslim). Sebagai pemimpin, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu memikirkan umatnya. Sebagaimana yang dilakukan para Nabi terdahulu. Beliau lalu berdoa kepada Allah.

Pada suatu ketika, Rasullullah Shallallahu Alaihi Wasallam seperti diriwayatkan Abdullah bin Amr bin al-Ash, tengah membaca kisah Nabi Ibrahim juga tentang Nabi Isa. Setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengangkat tanganya dan berdoa. “Ya Allah, umatku, umatku. Setelah itu beliau menangis. Kemudian Allah befirman, wahai Jibril, temuilah Muhammad–Rabbmu Maha Tahu apa yang terjadi, lalu tanyakan kepadanya kenapa ia menangis.

Jibril kemudian mendatangi beliau. Kemudian beliau ceritakan, apa yang terjadi-Dia Maha Tahu tentang hal itu. Lalu Allah berfirman, Wahai Jibril, temuilah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam lalu katakan, Kami membuatmu ridha mengenai nasib umatmu dan itu tidak akan mengecewakanmu. (HR Muslim).

KISAH - 2

Kala itu Jibril datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada waktu yang tak biasa. Namun, Jibril terlihat berbeda. Raut wajah yang tak biasa. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya:

“Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?” Jawabnya: ” Ya Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya”

Lalu Rasullulah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam”

Jawabnya: “Ya. Ketika Allah menjadikan Jahanam, maka dinyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan 1000 tahun sehingga putih, kemudian 1000 tahun sehingga hitam, lalu menjadi hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya.

Demi Allah, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar semua penduduk dunia karena panasnya. Demi Allah, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya.

Demi Allah, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ke-7. Demi Allah, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur karena sangat panasnya. Jahannam itu sangat dalam, perhiasannya besi dan minumannya air panas bercampur nanah, dan pakaiannya adalah potongan-potongan api.

Api neraka itu ada 7 pintu, jarak antar pintu sejauh 70 tahun, dan tiap pintu panasnya 70 kali dari pintu yg lain”. Dikatakan dalam Hadist Qudsi: “Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahariKu. Tahukah kamu bahwa neraka jahanamKu itu : mempunyai 7 tingkat.

Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.

Di bawah setiap pokok zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjangnya 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Dan di bawah setiap pokok zaqqum terdapat 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat”

“Api yang ada sekarang ini, yang digunakan bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api neraka jahannam” (HR. Bukhari-Muslim). ”Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya” (QS. Al-Furqan: 11).

“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah lantaran marah” (QS. Al-Mulk: 7).

Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum (angin yang amat panas), sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang sangat panas) (QS. Al-Waqi’ah: 41-44).

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meminta Jibril untuk menjelaskan satu per satu mengenai pintu-pintu neraka tersebut.

Pintu pertama
Dinamakan Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), yang diperuntukkan bagi kaum munafik dan kafir.

Pintu kedua 
Dinamakan Jahim, yang diperuntukkan bagi kaum musyrikin.

Pintu ketiga 
Dinamakan Saqar, yang diperuntukkan bagi kaum shobiin atau penyembah api.

Pintu keempat 
Dinamakan Ladha, diperuntukkan bagi iblis dan para pengikutnya

Pintu kelima 
Dinamakan Huthomah (artinya: menghancurkan hingga berkeping-keping), diperuntukkan bagi kaum Yahudi

Pintu keenam 
Dinamakan Sa’ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), diperuntukkan bagi kaum kafir.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya: “Bagaimana dengan pintu ke-7?”

Sejenak malaikat Jibril seperti ragu untuk menyampaikan siapa yang akan menghuni pintu ketujuh. Akan tetapi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendesaknya sehingga akhirnya Malaikat Jibril mengatakan.

Pintu ketujuh 
Diperuntukkan bagi umatmu yang berdosa besar dan meninggal sebelum mereka mengucapkan kata taubat”. Mendengar penjelasan yang mengagetkan itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam  pun langsung pingsan, Jibril lalu meletakkan kepala Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar beliau bersabda: “Ya Jibril, sungguh besar kerisauan dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari umat ku yang akan masuk ke dalam neraka?” Jawabnya: “Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari umatmu.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lalu menangis, Jibril pun ikut menangis. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sholat. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau pun menangis dengan tangisan yang sangat memilukan.

KISAH - 3

Pernah suatu ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menangis sepanjang malam. Apa yang membuat beliau menangis sepanjang malam? Apakah istri? Anak keturunan? Harta benda dan kebun-kebun? Ternyata bukan karena hal-hal duniawi tersebut.

Beliau menangisnya karena dalam shalatnya beliau membaca Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah ayat 118 “Jika Engkau menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-MU, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana”, yang menceritakan doa untuk umatnya, untuk kita.

Beliau shalat sambil menangis hingga waktu Subuh tiba. Beliau terus mengulang-ulang ayat tersebut. Kemudian beliau memanjatkan kedua tangan seraya berdoa, “Ya ALLAH, umatku.. umatku…”

Lalu beliau menangis tersedu-sedu. Allah Subhanahu Wata’ala berkata kepada Jibril, “Wahai Jibril, pergi dan temuilah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, Allah Maha Mengetahui. Sekarang tanyakan kepadanya, kenapa dia menangis?”

Jibril pun menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk menanyakan sebab musabab beliau menangis. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berterus terang kepada Jibril mengenai kekhawatiran beliau pada umat beliau. Jibril pun melaporkan pengaduan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam itu kepada ALLAH.

ALLAH menjawab, “Sekarang, pergi dan temui Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Katakan padanya bahwa Aku meridhoinya untuk memberikan syafaat kepada umatnya dan Aku tidak kan berbuat buruk kepadanya (selama tidak menyekutukan Allah).” (HR. Muslim dan Ath-Thabari)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, manusia mulia itu, laki-laki agung itu, menangis dalam shalatnya. Menangis memohon ampunan untuk umatnya, kita.

KISAH - 4

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lega, matanya masih penuh kecemasan.

“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah berada di dalamnya,” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Malaikat Maut melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengaduh. Fatimah terpejam, Ali bin Abi Thalib yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada Malaikat pengantar wahyu itu.

“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali bin Abi Thalib segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum – peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii?” – “Umatku, umatku, umatku”. Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik alaaa Rosuulillah wa salim ‘alaihi

Subhanallaaaah… Betapa cintanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada kita.
Subhanallah Sungguh besar cinta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada kita. Bagaimana dengan kita? Menangiskah kita ketika mengingat ALLAH dan Rasul-Nya?
Rindu kami padamu ya Rasul…

Semoga Shalawat serta Salam, Senantiasa ALLAH limpah curahkan kepada Junjungan kita, Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, kepada Keluarganya, Sahabat2nya, dan Kita juga sebagai umat nya semoga mendapat syafaat Beliau kelak di Hari Kiamat.




IG : cutes.shop - wa/sms +62 878 7765 2082
x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FAEDAH MENGAMALKAN SUNNAH RASULULLAH SHALALLAHU'ALAIHI WASSALAM

Oleh : Ustadz Abu Amr Alfian Mengamalkan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam merupakan keniscayaan bagi setiap muslim. Al...